Regenerasi Jaringan Periodontium Setelah Perawatan Periodontal


PENDAHULUAN
Tujuan utama perawatan periodontal bukan hanya menghentikan penyakit periodontal, tetapi juga dapat meramalkan regenerasi jaringan periodontium pada sisi yang mengalami kerusakan. Regenerasi yang diharapkan antara lain terbentuknya sementum, ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Proses regenerasi jaringan, perbaikan jaringan, pembentukan perlekatan baru, merupakan aspek yang terdapat pada proses penyembuhan setelah perawatan periodontal. Regenerasi jaringan periodontium merupakan proses fisiologis yang terus berlanjut.
Beberapa istilah perlu dibedakan dalam hubungannya dengan proses penyembuhan dan regenerasi jaringan, antara lain reattachment atau perlekatan kembali, new attachment atau perlekatan baru, adaptasi epitel. Akhir-akhir ini prosedur perawatan periodontal dengan guided tissue regeneration banyak dilakukan. Perawatan periodontal dengan "GTR" diharapkan dapat mencegah kehilangan jaringan penyangga pada batas tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
Tujuan perawatan periodontal tidak hanya bermaksud menghentikan penyakit periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan penyangga yang mengalami kerusakan.
Keberhasilan perawatan periodontal sangat bergantung kepada kesempurnaan dalam menghilangkan keradangan gingiva, perdarahan gingiva, mengurangi kedalaman poket, menghentikan proses infeksi, menghentikan pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan lunak dan tulang, mengurangi kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi oklusi, memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan, mencegah rekurensi penyakit, serta mengurangi hilangnya gigi-geligi(2). Proses penyembuhan pada dasarnya sama untuk setiap jenis perawatan. Proses regenerasi jaringan, perbaikan jaringan, pembentukan perlekatan baru merupakan aspek yang terdapat pada penyembuhan setelab perawatan periodontal.
Beberapa istilah perlu dibedakan dalam hubungannya dengan proses penyembuhan dan regenerasi jaringan periodontium. Istilah reattachment atau perlekatan kembali digunakan untuk menerangkan proses regenerasi struktur jaringan penyangga gigi setelah suatu perawatan. Perlekatan kembali lebih ditujukan untuk menerangkan adanya reunion jaringan ikat dengan akar gigi yang terpisah karena adanya injury atau insisi(1). Keadaan tersebut misalnya: setelah suatu tindakan bedah, trauma daerah sementum, fraktur gigi, atau perawatan lesi periapikal(2).
Istilah new attachment atau perlekatan baru menerangkan proses reunion jaringan ikat dengan permukaan akar gigi yang terbuka karena proses patologis. Pada keadaan ini terjadi pembentukan serat ligamentum baru yang tertanam pada sementum baru dan melekatnya epitel gingiva pada permukaan akar gigi yang terbuka sebelumnya karena proses penyakit.
Adaptasi epitel atau epithelial adaptation berbeda dengan perlekatan baru. Pada keadaan ini epitel gingiva melekat ke permukaan akar gigi, karena perawatan poket yang tidak sempurna sebelumnya. Probe tidak dapat masuk ke dalam celah poket.
Menurut penelitian sulkus gingiva yang dalam ini dibatasi oleh epitel yang panjang, tipis, tahan terhadap penyakit dan merupakan perlekatan jaringan ikat sebenarnya(4). Tetapi Nyman dan kawan-kawan menyatakan bahwa jaringan ikat gingiva tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk perlekatan jaringan ikat baru pada permukaan gigi yang terbuka karena proses penyakit.
Proses penyembuhan dipengaruhi oleh faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal seperti kontaminasi mikroorganisme, oklusi merupakan faktor yang sering menghambat penyembuhan jaringan. Menghilangkan plak dan semua faktor yang mempermudah retensi plak serta menghilangkan tekanan yang berlebihan, dapat meningkatkan regenerasi tulang dan menghasilkan perlekatan jaringan baru(2,6,7). Kelainan sistemik dapat mempengaruhi atau menghambat penyembuhan jaringan setelah perawatan periodontal; penyembuhan jaringan akan terhambat pada penderita dengan infeksi menyeluruh, penderita Diabetes Meilitus, pada keadaan defisiensi nutrisi tertentu, penderita dengan penyakit infeksi yangt melemahkan tubuh.
Faktor hormonal juga berpengaruh; pemberian glukokortikoid seperti kortison dapat menghalangi proses perbaikan jaringan, menekan reaksi radang atau menghambat pertumbuhan fibrobias, pembentuk kolagen dan sel endotel. Stres sistemik, pengangkatan kelenjar tiroid, pemberian hormon testosteron, hormon adenokortikotropik dan estrogen dalam dosis besar, akan menekan pembentukan jaringan granulasi serta menghambat penyembuhan.
PENYEMBUHAN JARINGAN PERIODONTIUM
Perawatan bedah periodontal dilakukan dengan menghilangkan jaringan lunak dan keras yang mengalami kerusakan karena proses penyakit periodontal. Penyembuhan luka jaringan periodonsium setelah tindakan bedah merupakan proses yang kompleks; setelah insisi dan pengangkatan jaringan granulasi, maka permukaan gigi akan diisi oleh 4 bentuk sel yang berbeda yaitu: sel epitel, sel yang berasal dari jaringan ikat gingiva, sel tulang dan sel yang berasal dari ligamentum peniodontal(8). Bila sel yang berasal dari oral epithelium berproliferasi sepanjang perrnukaan akar sampai batas epitel poket, maka yang terbentuk adalah long junctional epithelium atau epitel penghubung yang panjang. Epitel ini dapat berproliferasi dengan cepat ke arah apikal, dan menghalangi perlekatan jaringan ikat ke sementum(7,9,10).Bila sel yang berasal dari jaringan ikat gingiva berkumpul pada permukaan akar, maka sejenis jaringan ikat akan melekat di antara jaringan lunak dan jaringan keras. Jika sel tulang bermigrasi hingga berkontak dengan akar, maka akan terjadi resorbsi permukaan akar gigi dan ankilosis(11). Keadaan yang paling ideal adalah, jika sel dan ligamenturn periodontal berprolifereasi ke arah korona, menutup permukaan akar yang terbuka.
Selama penyembuhan,, proliferasi sel epitel untuk mencapai setinggi epitel poket sebelum tindakan bedah, adalah 1 minggu setelah operasi(12). Migrasi epitel ini berfungsi sebagai barier pelindung agar tidak terjadi resorbsi akar dan ankilosis.
Regenerasi adalah pertumbuhan serta pembelahan sel-sel baru dan substansi interseluler yang membentuk jaringan baru. Regenerasi terdiri dari fibroplasia, proliferasi endotel, deposisi dan substansi dasar intersisial dan kolagen, epitelisasi dan pematangan jaringan ikat. Regenerasi terjadi dari pertumbuhan jaringan dari jenis yang sama atau prekursornya. Jaringan periodonsium, epitel gingiva digantikan oleh epitel, Jaringan ikat di bawahnya serta ligamentum periodontal digantikan oleh jaringan ikat. Tulang serta sementum tidak digantikan oleh tulang dan sementum yang ada, tetapi oleh jaringan ikat atau prekursornya(1,2). Bentuk penyembuhan yang sering terjadi setelah tindakan bedah adalah pertumbuhan long junctional epithelium atau epitel penghubung panjang dan perlekatan jaringan ikat. Keadaan ini secara klinis menunjukkan hasil yang memuaskan, tetapi proses regenerasi yang terjadi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.
Regenerasi juga merupakan rekonstitusi perlekatan jaringan periodontium termasuk perlekatan gingiva, sementum, ligamentum periodontal, dan tulang alveolar yang mengelilingi gigi.
Regenerasi jaringan penodonsium merupakan proses fisiologis yang terus berlanjut. Pada keadaan normal sel-sel baru dan jaringan terbentuk secara tetap, menggantikan jaringan matang dan mati. Hal ini terjadi karena aktivitas mitotik epitel gingiva dan jaringan ikat ligamentum periodontal. Aktivitas ini berupa pembentukan tulang baru serta deposisi terus menerus dan sementum.
Penelitian Gottlow dan kawan-kawan memisahkan pertumbuhan jaringan granulasi yang berasal dari ligamentum periodontal dengan permukaan akan gigi; epitel dan jaringan ikat gingiva dicegah untuk berkontak dengan akar gigi selama penyembuhan. Hasilnya adalah pembentukan sementum baru yang tertanam di antara serat-serat kolagen pada permukaan akar yang telah terbuka sebelumnya(16). Di sini terlihat bahwa jaringan granulasi yang berasal dari ligamentum periodontal mempunyai kemampuan membentuk jaringan ikat baru. Jadi regenerasi ligamentum periodontal merupakan kunci terjadinya perlekatan baru, karena ligamentum periodontal merupakan penghubung antara sementum dan tulang baru(16,17,18), ligamentum periodontal juga mengandung sel yang dapat mensintesis dan membentuk kembali ke tiga jenis jaringan ikat yang merupakan bagian alveolar dan jaringan periodontium, serta mempunyai kemampuan membentuk sementum baru.
Dengan adanya kemampuan ligamentum periodontal membentuk jaringan ikat baru, tidak hanya migrasi epitel dentogingival saja yang dapat dicegah pada saat penyembuhan;migrasi jaringan granulasi yang berasal dari jaringan ikat gingiva juga dihambat berkontak dengan permukaan akar selama penyembuhan. Hal ini dibuktikan pada binatang percobaan monyet yang permukaan bukal gigi kaninusnya diinsisi berbentuk U. Dilakukan flap mukopenosteal di daerah korona hingga tulang alveolar terbuka, dan neseksi tulang alveolar serta pengangkatan seluruh sementum seluas 3 mm ke arah apeks hingga 2 mm dari tepi puncak tulang alveolar. Tujuannya agan selama penyembuhan tidak terdapat gangguan yang berupa migrasi epitelden-togingival. Untuk mencegah jaringan ikat gingiva berkontak dengan permukaan akar selarna penyembuhan, dilakukan penutupan fenestrasi daerah alveolar dengan filter millipore. Setelah 3 bulan penyembuhan, secara histologis terlihat adanya pembentukan perlekatan baru termasuk pembentukan sementum baru, perlekatan jaringan fibrous dan tulang alveolar(19). Kemampuan iigamentum periodontal untuk beregenerasi hanya terjadi jika sel epitel, sel tulang dan sel jaringan ikat gingiva dicegah berkontak dengan akan selama penyembuhan.
Setelah tindakan bedah regeneratif yang dilakukan pada binatang percobaan dengan kerusakan daerah furkasi, regenerasi tulang pertama kali terjadi di daerah yang paling dekat dengan permukaan akar, diikuti daerah sentral interadikular. Ankilosis terjadi pada 24 area dan 39 sampel, serta mengenai daerah dengan kerusakan yang luas. Seluruh sampel menunjukkan adanya penyembuhan berupa perlekatan jaringan ikat yang mengelilingi daerah furkasi.
Perlekatan baru hanya akan terbentuk jika sel yang berasal dari ligamentum periodontal mengisi daerah luka yang berdekatan dengan permukaan akar(16). Jaringan granulasi yang berasal dari jaringan periodontium lainnya seperti dari tulang alveolar atau dari jaringan ikat gingiva, bila berkontak dengan permukaan akan selama penyembuhan akan menghasilkan resorbsi akar daripada pembentukan, perlekatan jaringan ikat baru(5,22). Kemampuan ligamentum periodontal untuk beregenerasi dan membentuk perlekatan baru, telah dibuktikan pada penderita dengan penyakit periodontal lanjut disertai terbukanya permukaan akar.[...]

1 Response to "Regenerasi Jaringan Periodontium Setelah Perawatan Periodontal"