Tanaman nilam adalah tanaman perdu wangi yang berakar serabut, daunnya halus bagai beledru dan agak membulat lonjong, serta warnanya agak pucat. Saat berumur lebih dari 6 bulan, ketinggian tanaman nilam dapat mencapai 2-3 kaki atau sekitar 60-90 cm dengan radius cabang sekitar 60 cm. Nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya. Tanaman ini memerlukan suhu yang panas dan lembab. Selain itu, nilam juga memerlukan curah hujan yang merata dalam jumlah cukup. Tinggi tempat yang ideal yaitu 10-400 m diatas permukaan laut. Sementara pada ketinggian 700-2000 m dpl, nilam masih dapat tumbuh, tetapi kadar rendaman minyaknya tidak sebagus di dataran rendah. Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki 5,5-6,5 dan tidak boleh tergenang air (Mangun, 2006, 14-15).
Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis tanaman nilam yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, nilam Aceh lebih dikenal dan telah ditanam secara meluas. Secara garis besar, jenis nilam ada 3 yaitu :
1. Nilam Aceh ( Pogostemon cablin Benth atau Pogostemon patchouli )
Nilam Aceh merupakan tanaman standar ekspor yang direkomendasikan karena memiliki aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi, nilam jenis ini tidak berbunga, daun berbulu halus yaitu 2,5-5 % dibandingkan dengan jenis lain.
Nilam Aceh dikenal pertama kali dan ditanam secara meluas hampir di seluruh wilayah Aceh. Saat ini, hampir di seluruh wilayah Indonesia mengembangkan nilam aceh secara khusus.
2. Nilam Jawa ( Pogostemon heyneatus Benth )
Nilam Jawa disebut juga nilam hutan. Nilam ini berasal dari India dan masuk ke Indonesia serta tumbuh meliar di beberapa hutan di wilayah Pulau Jawa. Jenis tanaman ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5-1,5 %. Jenis daun dan rantingnya tidak memiliki bulu-bulu halus dan ujung daunnya agak meruncing.
3. Nilam sabun ( Pogostemon hortensis Backer )
Jenis tanaman ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5 %-1,5%. Selain itu, komposisi kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya tidak baik sehingga minyak dari jenis nilam ini tidak memperoleh pasaran dalam bisnis minyak nilam. Oleh sebab itu, nilam jawa dan nilam sabun tidak direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena kandungan minyaknya relatif sangat sedikit. Selain itu, aroma yang dimiliki keduanya berbesa dengan nilam aceh dan komposisi kandungan minyaknya tidak baik (Mangun, 2006 : 16-18).
Tujuan utama penanaman nilam adalah diambil daunnya. Waktu panen daun pertama adalah saat tanaman berumur 6-8 bulan. Selanjutnya panen dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Dengan pengelolaan budidaya secara intensif, maka hasil daun rata-rata per tahun dapat mencapai produksi sebagai berikut. Tahun pertama sekitar 7.000 kg daun nilam kering, tahun kedua sekitar 8.500 kg, tahun ketiga kurang lebih 9.500 kg, tahun keempat turun menjadi 8.500 kg dan tahun ke lima hanya sekitar 6.000 kg daun nilam kering (Lutony dan Rahmayati, 2002, 93).[...]
Terima kasih telah berbagi informasi tentang jenis tanaman nilam. Mohon untuk estimasi hasil panen dijelaskan juga berapa bibit yang ditanam plus hasilnya setiap tahun. Trim
ReplyDelete