Pengaruh Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Tikus Wistar


PENDAHULUAN
Aloksan adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivat pirimidin sederhana.1-3 Aloksan diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan encer. Aloksan murni diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada binatang percobaan . Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada binatang percobaan. Tikus hiperglikemik dapat dihasilkan dengan menginjeksikan 120 -150 mg/kgBB.1,5 Aloksan dapat diberikan secara intravena, intraperitoneal, atau subkutan pada binatang percobaan. 
Pada penelitian eksperimental, binatang percobaan yang sering digunakan adalah tikus wistar. Selain harganya yang murah, perawatannya pun mudah. Tikus wistar juga mudah dikembangbiakan. Tikus wistar mempunyai kemampuan metabolik yang relatif cepat sehingga lebih sensitif bila digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan metabolik tubuh. 
Adapun penyakit metabolik yang disebabkan oleh aloksan adalah diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua – duanya yang berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa organ tubuh.8,9 Diabetes melitus mengakibatkan berbagai komplikasi akut maupun kronik yang dapat mengenai berbagai jaringan dan organ tubuh. Komplikasi akut diabetes melitus dapat berupa ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar, hiperglikemi non ketotik, asidosis laktat, hipoglikemik iatrogenik akibat reaksi insulin atau syok insulin, dan infeksi akut. Sedangkan komplikasi kronis diabetes melitus dapat berupa kelainan pada organ mata (retinopati diabetik), ginjal (nefropati diabetik), syaraf (neuropati diabetik), penyakit pembuluh darah koroner dan perifer, infeksi kronik dan ulkus kaki diabetic. 10-13 Tujuh puluh lima persen penderita diabetes melitus akhirnya meninggal karena penyakit vaskular. Serangan jantung, gagal ginjal, stroke, dan gangren adalah komplikasi yang paling utama. Selain itu, kematian fetus intrauterin pada ibu – ibu yang menderita diabetes melitus tidak terkontrol juga meningkat. 
Selain komplikasi diabetes melitus yang banyak dan mematikan, insidensinya pun tergolong tinggi. Penelitian epidemiologi telah menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi diabetes melitus di berbagai penjuru dunia. Perserikatan Bangsa – Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian yaitu pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang. Data terakhir dari WHO (2005) menunjukkan peningkatan tertinggi jumlah penderita diabetes melitus justru terjadi di Asia Tenggara. Sedangkan Indonesia akan menempati peringkat 5 sedunia dengan jumlah pasien sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 dimana jumlah pasien sebanyak 4,5 juta orang. [....]
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit metabolik seperti diabetes melitus cenderung meningkat. Dimana angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan berbagai penelitian mengenai diabetes melitus. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk membuat tikus hiperglikemi. Adapun aloksan merupakan suatu substrat yang secara struktural adalah derivat pirimidin sederhana. Aloksan mempunyai kemampuan untuk merusak sel beta pancreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian aloksan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar. Metoda : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design yang dilakukan di laboratorium Biokimia FK UNDIP Semarang. Sepuluh ekor tikus wistar jantan dibagi acak menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) yang diberi pakan standar dan kelompok perlakuan (P) yang diberi pakan standar dan aloksan 125 mg/kgBB. Penelitian dilakukan selama 38 hari, sebelumnya selama 1 minggu dilakukan adaptasi pakan standar. Pada hari ke 38 tikus diterminasi. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode Enzyimatic Colorimetric test “GOD-PAP”.
Hasil : Hasil penelitian ini didapat rerata kadar glukosa darah tikus wistar P(89,100 ±16,133) lebih tinggi daripada K (75,608 ± 8,553). Uji t test tidak berpasangan antara kelompok kontrol dan perlakuan tidak berbeda bermakna (p > 0,05).
Kesimpulan : Tidak terjadi peningkatan terhadap kadar glukosa darah pada pemberian aloksan dengan dosis 125 mg/kgBB intraperitoneal.

1 Response to "Pengaruh Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Tikus Wistar"

  1. info yang bermanfaat.

    menjual produk bahan kimia penelitian induksi penyakit seperti streptozotocin, alloxan (aloksan), Adenosin diposfat (ADP) dan lain-lain.
    tersedia juga larutan seperti etanol 70%, 96%, dan larutan lainnya.
    info lengkap kunjungi http://medica-kimia.blogspot.com

    ReplyDelete