PENDAHULUAN
Asam alginat ialah suatu polisakarida bahan alam
yang diperoleh dari alga coklat. Biopolimer ini merupakan suatu kopolimer
yang terdiri atas residu β-(1-4)-D-asam manuronat (M) dan α (1-4)-L-asam
guluronat (G), dan tersusun dalam blok-blok homopolimer dari
masing-masing tipe (MM, GG) dan dalam blok-blok heteropolimer (MG).(1,2)
Natrium alginat, yang merupakan garam natrium dari asam alginat
bersifat sangat hidrofilik dan juga bersifat membentuk gel dengan
ion kalsium.(3) Pembentukan gel ini adalah oleh karena pengkelatan ion
kalsium dengan rantai poli-L-guluronat.
Alginat bersifat non-toksik, non-alergik, dan dapat terurai dalam tubuh (blodegradable). Apabila kena jaringan tubuh maka alginat terurai menjadi gula sederhana dan dapat diabsorpsi.
Natrium alginat dalam bidang farmasi antara lain digunakan sebagai bahan pensuspensi, pengental, pengikat dan penghancur tablet.(6) Belakangan ini, alginat bentuk gel telah mendapat perhatian sebagai pembawa untuk pembuatan sediaan obat pelepasan terkontrol (controiled drug release).(7-10) Dalam pengobatan topikal, pembalut serat alginat yang dibuat dari garam kalsium asam alginat telah digunakan dengan sukses untuk pengobatan borok diabetes.
Alginat bersifat non-toksik, non-alergik, dan dapat terurai dalam tubuh (blodegradable). Apabila kena jaringan tubuh maka alginat terurai menjadi gula sederhana dan dapat diabsorpsi.
Natrium alginat dalam bidang farmasi antara lain digunakan sebagai bahan pensuspensi, pengental, pengikat dan penghancur tablet.(6) Belakangan ini, alginat bentuk gel telah mendapat perhatian sebagai pembawa untuk pembuatan sediaan obat pelepasan terkontrol (controiled drug release).(7-10) Dalam pengobatan topikal, pembalut serat alginat yang dibuat dari garam kalsium asam alginat telah digunakan dengan sukses untuk pengobatan borok diabetes.
Dalam penelitian ini, perhatian khusus tertuju pada pemakaian
alginat sebagai pembawa sediaan topikal, yaitu sebagai dasar salep. Karena
alginat bersifat hidrofilik dan dapat terurai dalam tubuh, maka sebagai
dasar salep akan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : mempunyai kemampuan
absorpsi yang kuat terhadap cairan (eksudat) dari luka, mudah
dicuci dengan larutan garam, dan sisa-sisa dasar salep yang mengalami
biodegradasi dalam luka tidak perlu dikeluarkan sehingga mencegah gangguan
pembentukan jaringan baru. Selain itu, dasar alginat memberikan rasa sejuk
pada tempat pemakaian.
Apabila kita memakai suatu sediaan salep pada suatu kulit yang sakit, maka respons klinik timbul dari tiga proses. (1) pelepasan obat dari pembawa, diikuti oleh (2) penetrasinya melalui barier kulit dan (3) pengaktipan respons farmakologi yang diinginkan.(12) Oleh karena itu, kefektifan terapi topikal dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu : obat, pembawa, dan kulit.
Apabila kita memakai suatu sediaan salep pada suatu kulit yang sakit, maka respons klinik timbul dari tiga proses. (1) pelepasan obat dari pembawa, diikuti oleh (2) penetrasinya melalui barier kulit dan (3) pengaktipan respons farmakologi yang diinginkan.(12) Oleh karena itu, kefektifan terapi topikal dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu : obat, pembawa, dan kulit.
Dari segi pembawa yang mempengaruhi keefisienan terapi,
dalam laporan ini akan dibahas sifat pelepasan obat, penyerapan air,
aliran reologi, dan uji iritasi kulit dari dasar alginat. Sebagai obat
model digunakan kloramfenikol, suatu obat yang sukar larut dalam air. Laju
pelepasan obat dari dasar alginat juga dibandingkan dengan laju pelepasan
obat dari dasar polietilen glikol, salep hidrofilik USP, dan vaselin.
Selain sifat pelepasan obat, juga didiskusikan sifat penyerapan air,
aliran reologi, dan uji iritasi kulit dasar alginat.
Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai kegunaan natrium alginat sebagai dasar salep, mengingat polimer ini masih kurang mendapat perhatian dalam formulasi sediaan topikal.
Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai kegunaan natrium alginat sebagai dasar salep, mengingat polimer ini masih kurang mendapat perhatian dalam formulasi sediaan topikal.
METODE PENELITIAN
Bahan
Natrium alginat adalah produk Wako Pure Chemical Industries, Ltd. Kloramfenikol adalah produk Sam Wo Trading Company, LTD. Membran selulosa, kalsium glukonat, gliserin, etanol; metil paraben, vaselin putih, propilen glikol, natrium lauril sulfat, polietilen glikol 6000, dan stearil alkohol semuanya adalah produk Merck.
Bahan
Natrium alginat adalah produk Wako Pure Chemical Industries, Ltd. Kloramfenikol adalah produk Sam Wo Trading Company, LTD. Membran selulosa, kalsium glukonat, gliserin, etanol; metil paraben, vaselin putih, propilen glikol, natrium lauril sulfat, polietilen glikol 6000, dan stearil alkohol semuanya adalah produk Merck.
Pembuatan salep kloramfenikol dengan dasar alginat Formula
salep kloramfenikol dengan dasar alginat :
Kloramfenikol 2 g
Kalsium glukonat 0,05 g
Natrium alginat 3 g
Metil paraben 0,02 g
Gliserin 45 g
Akuades ad 100 g
Kalsium glukonat dan metil paraben dilarutkan dalam air panas, dan dibiarkan sampai dingin. Gliserin dicampur dengan natrium alginat, digerus sampai terbentuk pasta yang halus, kemudian larutan di atas ditambahkan ke dalam campuran ini, setelah itu digerus sampai homogen. Dibiarkan selama 8 jam untuk mendapatkan massa yang kental, lalu ditambah kloramfenikol, kemudian digerus sampai homogen.
Sebagai sampel uji pelepasan kloramfenikol dari dasar alginat, digunakan dasar yang tanpa penambahan metil paraben untuk menghindari gangguan dalam penentuan kadar kloramfenikol.
Pembuatan salep
kloramfenikol dengan dasar vaselin (dasar hidrokarbon) Formula salep
kloramfenikol dengan dasar vaselin :Kloramfenikol 2 g
Kalsium glukonat 0,05 g
Natrium alginat 3 g
Metil paraben 0,02 g
Gliserin 45 g
Akuades ad 100 g
Kalsium glukonat dan metil paraben dilarutkan dalam air panas, dan dibiarkan sampai dingin. Gliserin dicampur dengan natrium alginat, digerus sampai terbentuk pasta yang halus, kemudian larutan di atas ditambahkan ke dalam campuran ini, setelah itu digerus sampai homogen. Dibiarkan selama 8 jam untuk mendapatkan massa yang kental, lalu ditambah kloramfenikol, kemudian digerus sampai homogen.
Sebagai sampel uji pelepasan kloramfenikol dari dasar alginat, digunakan dasar yang tanpa penambahan metil paraben untuk menghindari gangguan dalam penentuan kadar kloramfenikol.
Kloramfenikol 2 g
Vaselin putih ad 100 g
Kloramfenikol dicampur dengan vaselin putih, dan digerus sampai homogen. Pembuatan salep kloramfenikol dengan dasar salep hidrofilik USP (dasar serap) Formula salep kloramfenikol dengan dasar salep hidrofilik USP.[...]
ABSTRAK
Telah dibuat salep dengan menggunakan alginat sebagai dasar,
juga diuji sifat pelepasan obat, penyerapan air, aliran reologi, dan
iritasi kulit dari dasar alginat. Kloramfenikol dipakai sebagai obat
model. Laju pelepasan kloramfenikol dan laju penyerapan air pada dasar
alginat dibandingkan dengan laju pelepasan kloramfenikol dan laju
penyerapan air pada dasar polietilen glikol, salep hidrofilik USP, dan
vaselin. Ditemukan bahwa laju pelepasan kloramfenikol dan laju penyerapan
air pada dasar alginat adalah lebih besar daripada laju pelepasan
kloramfenikol dan laju penyerapan air pada dasar salep hidrofilik USP dan
vaselin. Tetapi, laju pelepasan kloramfenikol dan laju penyerapan air pada
dasar alginat adalah lebih kecil daripada laju pelepasan kloramfenikol dan
laju penyerapan air pada dasar polietilen glikol. Kurva aliran
reologi dasar alginat adalah pseudoplastis. Uji iritasi dasar alginat
dilakukan terhadap 11 orang sukarelawan; temyata tidak seorang pun
mendapat iritasi kulit.[...]
(Oleh: Hakim Bangun, Laboratorium Formulasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan)
0 Response to "Alginat Sebagai Dasar Salep Pelepasan Obat, Penyerapan Air, Aliran Reologi, dan Uji Iritasi Kulit"
Post a Comment