PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler secara cepat di negara-negara berkembang dan Eropa Timur serta peningkatan insiden obesitas dan diabetes di belahan dunia bagian Barat. Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia dilaporkan menjadi penyebab utama kematian, yakni sebesar 26,4%. Angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa inflamasi memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit jantung koroner dan manifestasi lainnya dari aterosklerosis.
Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler yaitu hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah istilah umum untuk peningkatan konsentrasi salah satu atau semua fraksi lipid dalam plasma, meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, dan sebagainya. Peninggian kadar lipid darah, terutama kolesterol low density lipoprotein (LDL), akan memicu terjadinya oksidasi yang akan menyebabkan cedera endotel. Proses tersebut akan mempengaruhi platelet sebagai reaksi pertama terjadinya kerusakan endotel.
Dilain pihak, saat ini banyak tanaman di Indonesia yang telah diteliti dan dimanfaatkan sebagai sumber berbagai zat berkhasiat, termasuk sebagai sumber antioksidan. Salah satu sumber antioksidan adalah bawang putih (Allium sativum). Bawang putih telah lama dikenal memiliki berbagai zat berkhasiat, diantaranya sebagai antibakterial, antiviral, antikarsinogenik, mengurangi agregasi platelet, antioksidan, dan antihiperlipidemia.7 Namun belum ada penelitian mengenai efek minyak atsiri bawang putih itu sendiri sebagai antioksidan terhadap jumlah platelet pada tikus wistar.
Hal tersebut menimbulkan ketertarikan peneliti untuk mengetahui efek antioksidan dari bawang putih terhadap kerusakan sel tersebut melalui suatu parameter. Pada kesempatan kali ini peneliti akan menggunakan platelet sebagai parameternya.[...]
ABSTRAK
Latar belakang: Bawang putih (Allium sativum) mengandung diallyl disulfide (DADS). Dari beberapa literatur dikatakan bahwa DADS dapat berfungsi sebagai antioksidan dengan menangkap radikal hidroksil yang berperan dalam lipid peroksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak atsiri bawang putih terhadap jumlah platelet pada tikus wistar yang diberi diet kuning telur.
Metoda Penelitian ini adalah penelitian eksperimental Post Test Only Control Group Design. Sampel terdiri dari dua puluh satu tikus wistar jantan delapan minggu yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu satu kelompok kontrol negatif (K), satu kelompok kontrol positif (P1), dan satu kelompok perlakuan (P2). Ketiga kelompok diberi diet standar selama satu minggu. Setelah itu kelompok K hanya diberi diet standar selama lima minggu, sedangkan kelompok P1 dan P2 diberi kombinasi diet standar dan kuning telur sebanyak 1,5 gram setiap hari selama dua minggu. Setelah itu kelompok P1 kembali hanya diberi diet standar, sedangkan kelompok P2 diberi kombinasi diet standar dan minyak atsiri bawang putih selama tiga minggu. Dosis minyak atsiri yang diberikan sebanyak 0.05 ml. Data diperoleh dari penghitungan jumlah platelet.
Hasil: Jumlah platelet kelompok P1 (501,7 ± 93,9) lebih rendah dari P2 (557,6 ± 111,8) tetapi lebih tinggi dari kelompok K (431,9 ± 78,7). Uji one way anova antar kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,07, p>0,05).
0 Response to "Efek Minyak Atsiri Bawang Putih (Allium sativum)"
Post a Comment