Peranan Chlorhexidine terhadap Kelainan Gigi dan Rongga Mulut


PENDAHULUAN
Chlorhexidine sudah dimanfaatkan secara luas di kalangan kedokteran, baik di kalangan dokter umum, spesialis ataupun dokter gigi, sebagai antibakteri, selama lebih dari 25 tahun. Akhir-akhir ini chlorhexidine dipakai secara luas di kalangan kedokteran gigi sebagai obat untuk menyembuhkan serta mencegah kelainan rongga mulut. Lebih dari 500 artikel tentang chlorhexidine yang merupakan hasil penelitian dan pakar-pakar di bidang kedokteran seluruh dunia telah dipublikasikan. Tujuan penelitian kebanyakan untuk menguji efektivitas dan chlorhexidine, baik sebagai obat kumur maupun dalam bentuk pasta gigi serta membandingkan dengan antiseptik yang lain. Makalah ini merupakan ringkasan dan berbagai penelitian serta uji coba secara klinis untuk membuktikan peranan chlorhexidine guna mencegah serta terapi dan kelainan rongga mulut dan karies.
CHLORIIEXIDINE
Sejak diperkenalkan, chlorhexidine digunakan di rumah sakit berbagai negara sebagai antiseptik. Sangat efektif sebagai disinfektan pada kulit sebelum operasi, cuci tangan sebelum operasi serta sebagai disinfektan dan alat-alat kedokteran, terutama alat-alat operasi. Chlorhexidine merupakan antibakteri dengan spektrum yang luas dan sangat efektif untuk bakteri Gram (+), Gram (–), bakteri ragi, jamur serta protozoa; algae dan virus dapat juga dihambat oleh chlorhexidine.
Cara kerja
Telah dibuktikan bahwa chlorhexidine dapat mengikat bakteri, mungkin disebabkan adanya interaksi antara muatan positif dan molekul-molekul chlorhexidine dengan dinding sel yang bermuatan negatif(1). Interaksi ini akan meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri yang menyebabkan terjadinya penetrasi ke dalam sitoplasma yang menyebabkan kematian mikroorganisme. Streptokokus tertentu dapat terikat oleh chlorhexidine pada media polisakarida di luar se1(2,3), sehingga dapat meningkatkan sensitivitas streptokokus dalam rongga mulut terhadap chlorhexidine.
Penyelidikan secara in vitro menunjukkan bahwa chlorhexidine diserap oleh hydroxiapatit permukaan gigi dan mucin dari saliva, kemudian dilepas perlahan-lahan dalam bentuk yang aktif. Keadaan ini merupakan dasar aktivitas chlorhexidine untuk menghambat pembentukan plak (anti-plak)(6).
Kumur-kumur dua kali sehari dengan menggunakan 0,2% larutan chlorhexidine akan mengurangi jumlah mikroorganisme dalam saliva sebanyak 80% dan apabila pemakaian obat kumur dihentikan bakteri akan kembali seperti semula dalam waktu 24 jam.
PLAK GIGI (DENTAL PLAQUE)
Merupakan kumpulan berbagai macam bakteri di atas pelikel permukaan gigi. Banyaknya plak sangat tergantung dari macam makanan dan kebersihan mulut seseorang. Pembentukan plak didahului oleh pe1ikel yang terdiri dari glikoprotein dari saliva.Di atas pelikel ini akan menempel berbagai macam bakteri yang membentuk koloni. Plak ini tidak bisa dihilangkan dengan kumur-kumur air(9). Pada permulaannya sebagian besar bakteri dalam plak adalah bakteri streptokokus Gram (–), cocci dan bakteri basil (bacilli). Filamen mulai ditemukan setelah beberapa hari. Spiral dan spirocheta mulai terlihat setelah 1–2 minggu.
Komposisi dari plak yang telah matang terdiri dari(10) :
– Gram (+) cocci dan basil 50%
– Gram (–) cocci dan basil 30%
– Fusobakteri 8%
– Filamen-8%
– Vibrio 2%
– Spirocheta 2%
Sampai saat ini plak masih dianggap penyebab utama kelainan periodontal, di samping itu plak juga dapat memudahkan terjadinya karies dari gigi.
PEMAKAIAN CHLORHEXIDINE DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI SECARA KLINIS
Kelainan periodontal kronis bila tidak diobati akan berkembang progresif dan akan merusak jaringan periodonsium. Biasanya kelainan periodontal dimulai dengan keradangan gingiva (gingivitis), pada suatu saat akan terjadi kerusakan tulang alveolar dan jaringan kolagen (periodontal membrane) dan terjadilah penodontitis.
Gingivitis tidak selalu menjadi periodontitis(13). walaupun begitu bukan tidak mungkin akan berlanjut menjadi periodontitis. Kelainan periodontal ini merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada usia muda.
Chlorhexidine telah dibuktikan sebagai antiplak yang sangat efektif sehingga mempunyai peranan penting pada terapi gingivitis dan pencegahan kelainan periodontal. Pemakaian obat kumur dengan larutan 0,2% chlorhexidine glukonat untuk membantu pembersihan gigi secara konvensional akan meningkatkan kesehatan gingiva secara bermakna terutama di daerah interdental.
Uji coba klinis selama 4 bulan yang melibatkan 50 orang anggota militer menunjukkan bahwa larutan 0,2% chlorhexidine sebagai obat kumur dapet menurunkan terjadinya akumulasi plak sebanyak 66% bila sebelumnya tidak dilakukan terapi, sedang setelah dilakukan skeling baik supra maupun subgingiva akan terjadi penurunan indeks plak sebanyak 85%.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa chlorhexidine efektif sebagai antiplak, tetapi hasilnya akan lebih baik setelah dilakukan skeling baik supra maupun subgingiva(14). Banyak penelitian yang hasilnya mendukung penelitian terdahulu yaitu bahwa chlorhexidine efektif untuk menurunkan/mencegah pembentukan plak dan meningkatkan derajat kesehatan gingiva(16,20).
Chlorhexidine sangat efektif untuk plak kontrol secara khemis sehingga dapat mencegah terjadinya gingivitis dari kerusakan jaringan periodonsium(19). Bila dibandingkan dengan obat kumur lain, chlorhexidine ternyata lebih efektif untuk menurunkan terjadinya akumulasi plak.PENDAHULUAN
Chlorhexidine sudah dimanfaatkan secara luas di kalangan kedokteran, baik di kalangan dokter umum, spesialis ataupun dokter gigi, sebagai antibakteri, selama lebih dari 25 tahun. Akhir-akhir ini chlorhexidine dipakai secara luas di kalangan kedokteran gigi sebagai obat untuk menyembuhkan serta mencegah kelainan rongga mulut. Lebih dari 500 artikel tentang chlorhexidine yang merupakan hasil penelitian dan pakar-pakar di bidang kedokteran seluruh dunia telah dipublikasikan. Tujuan penelitian kebanyakan untuk menguji efektivitas dan chlorhexidine, baik sebagai obat kumur maupun dalam bentuk pasta gigi serta membandingkan dengan antiseptik yang lain. Makalah ini merupakan ringkasan dan berbagai penelitian serta uji coba secara klinis untuk membuktikan peranan chlorhexidine guna mencegah serta terapi dan kelainan rongga mulut dan karies.
CHLORIIEXIDINE
Sejak diperkenalkan, chlorhexidine digunakan di rumah sakit berbagai negara sebagai antiseptik. Sangat efektif sebagai disinfektan pada kulit sebelum operasi, cuci tangan sebelum operasi serta sebagai disinfektan dan alat-alat kedokteran, terutama alat-alat operasi. Chlorhexidine merupakan antibakteri dengan spektrum yang luas dan sangat efektif untuk bakteri Gram (+), Gram (–), bakteri ragi, jamur serta protozoa; algae dan virus dapat juga dihambat oleh chlorhexidine.
Cara kerja
Telah dibuktikan bahwa chlorhexidine dapat mengikat bakteri, mungkin disebabkan adanya interaksi antara muatan positif dan molekul-molekul chlorhexidine dengan dinding sel yang bermuatan negatif(1). Interaksi ini akan meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri yang menyebabkan terjadinya penetrasi ke dalam sitoplasma yang menyebabkan kematian mikroorganisme. Streptokokus tertentu dapat terikat oleh chlorhexidine pada media polisakarida di luar se1(2,3), sehingga dapat meningkatkan sensitivitas streptokokus dalam rongga mulut terhadap chlorhexidine.
Penyelidikan secara in vitro menunjukkan bahwa chlorhexidine diserap oleh hydroxiapatit permukaan gigi dan mucin dari saliva, kemudian dilepas perlahan-lahan dalam bentuk yang aktif. Keadaan ini merupakan dasar aktivitas chlorhexidine untuk menghambat pembentukan plak (anti-plak)(6).
Kumur-kumur dua kali sehari dengan menggunakan 0,2% larutan chlorhexidine akan mengurangi jumlah mikroorganisme dalam saliva sebanyak 80% dan apabila pemakaian obat kumur dihentikan bakteri akan kembali seperti semula dalam waktu 24 jam.
PLAK GIGI (DENTAL PLAQUE)
Merupakan kumpulan berbagai macam bakteri di atas pelikel permukaan gigi. Banyaknya plak sangat tergantung dari macam makanan dan kebersihan mulut seseorang. Pembentukan plak didahului oleh pe1ikel yang terdiri dari glikoprotein dari saliva.Di atas pelikel ini akan menempel berbagai macam bakteri yang membentuk koloni. Plak ini tidak bisa dihilangkan dengan kumur-kumur air(9). Pada permulaannya sebagian besar bakteri dalam plak adalah bakteri streptokokus Gram (–), cocci dan bakteri basil (bacilli). Filamen mulai ditemukan setelah beberapa hari. Spiral dan spirocheta mulai terlihat setelah 1–2 minggu.
Komposisi dari plak yang telah matang terdiri dari(10) :
– Gram (+) cocci dan basil 50%
– Gram (–) cocci dan basil 30%
– Fusobakteri 8%
– Filamen-8%
– Vibrio 2%
– Spirocheta 2%
Sampai saat ini plak masih dianggap penyebab utama kelainan periodontal, di samping itu plak juga dapat memudahkan terjadinya karies dari gigi.
PEMAKAIAN CHLORHEXIDINE DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI SECARA KLINIS
Kelainan periodontal kronis bila tidak diobati akan berkembang progresif dan akan merusak jaringan periodonsium. Biasanya kelainan periodontal dimulai dengan keradangan gingiva (gingivitis), pada suatu saat akan terjadi kerusakan tulang alveolar dan jaringan kolagen (periodontal membrane) dan terjadilah penodontitis.
Gingivitis tidak selalu menjadi periodontitis(13). walaupun begitu bukan tidak mungkin akan berlanjut menjadi periodontitis. Kelainan periodontal ini merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada usia muda.
Chlorhexidine telah dibuktikan sebagai antiplak yang sangat efektif sehingga mempunyai peranan penting pada terapi gingivitis dan pencegahan kelainan periodontal. Pemakaian obat kumur dengan larutan 0,2% chlorhexidine glukonat untuk membantu pembersihan gigi secara konvensional akan meningkatkan kesehatan gingiva secara bermakna terutama di daerah interdental.
Uji coba klinis selama 4 bulan yang melibatkan 50 orang anggota militer menunjukkan bahwa larutan 0,2% chlorhexidine sebagai obat kumur dapet menurunkan terjadinya akumulasi plak sebanyak 66% bila sebelumnya tidak dilakukan terapi, sedang setelah dilakukan skeling baik supra maupun subgingiva akan terjadi penurunan indeks plak sebanyak 85%.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa chlorhexidine efektif sebagai antiplak, tetapi hasilnya akan lebih baik setelah dilakukan skeling baik supra maupun subgingiva(14). Banyak penelitian yang hasilnya mendukung penelitian terdahulu yaitu bahwa chlorhexidine efektif untuk menurunkan/mencegah pembentukan plak dan meningkatkan derajat kesehatan gingiva(16,20).
Chlorhexidine sangat efektif untuk plak kontrol secara khemis sehingga dapat mencegah terjadinya gingivitis dari kerusakan jaringan periodonsium(19). Bila dibandingkan dengan obat kumur lain, chlorhexidine ternyata lebih efektif untuk menurunkan terjadinya akumulasi plak.[...]

0 Response to "Peranan Chlorhexidine terhadap Kelainan Gigi dan Rongga Mulut"

Post a Comment