Pengaruh Minyak Atsiri dari Allium sativum DAN Piper retrofractum Vahl. Terhadap HDL


PENDAHULUAN

Hiperlipidemia adalah masalah global yang banyak menjadi perhatian di masyarakat. Hal ini dikarenakan banyaknya penyakit yang bersumber dari hiperlipidemia, salah satunya adalah penyakit arteri koroner. Bahkan hiperlipidemia termasuk dalam faktor risiko mayor penyakit arteri koroner, bersama hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori.
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai peningkatan setiap atau semua lipid dalam plasma, yang meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, peningkatan nilai VLDL (very low density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein), kilomikron, dan penurunan nilai HDL (high density lipoprotein). Jenis lipid yang memiliki implikasi penting terhadap kesehatan adalah HDL dan LDL. Nilai LDL yang tinggi sering dikaitkan dengan resiko tinggi terhadap serangan jantung. Sebaliknya nilai HDL yang tinggi dikaitkan dengan resiko rendah terhadap serangan jantung. Sehingga orang dengan rasio HDL:LDL yang tinggi akan mempunyai resiko yang lebih rendah terhadap kemungkinan terkena penyakit arteri koroner.
Bawang putih (Allium sativum) yang selama ini dikenal sebagai bumbu dapur, melalui berbagai penelitian telah diketahui efeknya terhadap kadar lipid darah. 2 Sementara, cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang dikenal masyarakat sebagai simplisia dalam jamu dan obat tradisional, belum banyak diketahui efeknya terhadap kadar lipid darah.
Minyak atsiri merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman. 4 Minyak atsiri bawang putih didapatkan dari penyulingan uap bawang putih dengan suhu 100 o C. Minyak atsiri bawang putih mempunyai kandungan utama diallyl disulfide (DADS). DADS merupakan suatu disulphide-oxyde tidak jenuh.5 DADS dapat menghambat kerja enzim HMG-KoA reduktase.6 Enzim ini berperan pada biosintesis kolesterol. 7 Penghambatan terhadap HMG- KoA reduktase menyebabkan penurunan sintesa kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor LDL.8 Hal ini menyebabkan kadar LDL plasma menurun dan terjadi supresi produksi apo B-100. Produksi apo B-100 berhubungan terbalik dengan produksi apo A-1, sehingga supresi terhadap produksi apo B-100 akan menyebabkan kenaikan kadar apo A-1, yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan kadar HDL.
Minyak atsiri cabe jawa memiliki kandungan utama terpenoid, yang terdiri dari n-oktanol, linanool, terpinil asetat, sitronelil asetat, piperin, alkaloid, saponin, polifenol, dan resin (kavisin).10 Terpenoid merupakan senyawa yang menyerupai terpena, yaitu senyawa hidrokarbon dengan formula C10H16 yang tersusun dari unit isoprenoid. 11 Terpenoid berperan sebagai intermediat dalam biosintesis kolesterol.12 Kadar terpenoid dalam tubuh yang meningkat akan meningkatkan pula kadar unit isoprenoid dalam tubuh. Hal ini akan menyebabkan penurunan aktivitas fosforilasi oleh ATP yang dialami oleh mevalonat, sehingga menyebabkan penumpukan kadar mevalonat, yang akhirnya akan memberikan umpan balik negatif pada enzim HMG-KoA reduktase. Selanjutnya akan terjadi mekanisme yang sama dengan mekanisme inhibisi enzim HMG-KoA reduktase oleh DADS pada bawang putih.
Pemberian diet kuning telur pada tikus sangat mempengaruhi metabolisme kadar kolesterol darah. Penelitian yang dilakukan oleh Awal Prasetyo, Udadi Sadhana, dan Ika Pawitra telah membuktikan bahwa pemberian diet kuning telur intermittent dapat menaikkan kadar prfil lipid, terutama kadar kolesterol total dan trigliserida, sedangkan kadar LDL hanya mengalami sedikit peningkatan.
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh pemberian kombinasi minyak atsiri bawang putih dan cabe jawa terhadap kadar kolesterol HDL serum dibandingkan pada pemberian tunggal keduanya, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan hiperlipidemia yang lebih efisien. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.[...]


ABSTRAK

Latar Belakang : Minyak atsiri bawang putih (Allium sativum) mengandung diallyl disulfide (DADS). Minyak atsiri cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) mengandung terpenoid. Dari beberapa literatur dikatakan bahwa kedua senyawa tersebut dapat menurunkan kolesterol dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak atsiri dari bawang putih dan cabe jawa terhadap kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) serum dibandingkan pada pemberian tunggal keduanya. Metoda : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel terdiri dari 28 ekor tikus wistar jantan 8 minggu yang diberi diet kuning telur intermiten. Sampel dibagi dalam 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol (K) dan 3 kelompok perlakuan (P1,P2,P3). Keempat kelompok diberikan 1,5 gr diet kuning telur secara intermiten selama 2 minggu. Setelah itu kelompok K hanya diberi pakan standar, kelompok P1 diberi minyak atsiri bawang putih, kelompok P2 diberi minyak atsiri cabe jawa, dan kelompok P3 diberi kombinasi minyak atsiri bawang putih dan minyak atsiri cabe jawa selama 3 minggu. Dosis minyak atsiri yang diberikan sebanyak 0,05 ml. Data didapat dari pemeriksaan kadar kolesterol HDL serum. Data diuji dengan One Way Anova.
Hasil : Kadar kolesterol HDL serum kelompok perlakuan P1 (42,41±10,25); P2 (43,59±10,43); dan P3 (36,40±6,86) lebih rendah daripada kelompok kontrol (45,47±9,69). Uji One Way Anova antara kelompok kontrol dan perlakuan tidak berbeda bermakna (p=0,326, p > 0,05).[...]

Selengkapnya...


0 Response to "Pengaruh Minyak Atsiri dari Allium sativum DAN Piper retrofractum Vahl. Terhadap HDL"

Post a Comment