Analisa Hasil Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) Pada Pasien Gangguan Pernapasan


PENDAHULUAN
 Tes fungsi paru (Spirometri) yang umum digunakan serta berguna untuk mengetahui volume paru, kapasitas paru dan kecepatan aliran udara1. Spirometri penting digunakan untuk menilai fungsi paru, respon pengobatan, penilaian berkelanjutan dari penyakit kronik serta berguna untuk mengetahui episode akut dari penyakit pernapasan. Ada bermacam-macam parameter tes fungsi paru yang dikenal serta peralatan yang serba mutakhir, namun untuk pemakaian di lapangan khususnya jika ditujukan sebagai pemeriksaan rutin dan berkala tentunya dibutuhkan alat yang sederhana, mudah penggunaannya dan murah. Peak Flow Meter suatu alat yang sederhana, ringkas, mudah dibawa, murah, serta mudah penggunaannya dapat dipakai untuk memeriksa Peak Expiratory Flow Rate (PEFR). Peak Expiratory Flow Rate merupakan salah satu parameter yang diukur pada spirometri yaitu kecepatan aliran udara maksimal yang terjadi pada tiupan paksa maksimal yang dimulai dengan paru pada keadaan inspirasi maksimal.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004 penyakit paru termasuk 10 penyebab kematian di dunia di antaranya Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) (5,1%), TB paru (2,5%), dan kanker paru (2,3%) 4. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 1992, penyakit paru obstruksi kronik bersama asma bronkial menduduki peringkat ke enam. Berdasarkan angka kejadian penyakit paru, maka kebutuhan untuk melakukan tes fungsi paru yang tepat dan akurat di masyarakat diperlukan untuk mengetahui penyakit paru sejak dini. Salah satu komponen dari tes fungsi paru adalah spirometri.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2008), penyakit paru termasuk dalam 10 besar penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh. Kecamatan Meuraksa Kota Banda Aceh merupakan kawasan pantai yang terberat mengalami Tsunami di Banda Aceh pada Desember 2004, setelah masa rehab dan rekonstruksi selesai 2 tahun lalu, kawasan tersebut telah mulai kembali pulih.
Berdasarkan data Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh, pada tahun 2010 dari bulan Januari- Agustus tercatat 59 orang yang menderita TB paru, 51 orang mengalami Asma Bronkial dan 48 orang yang mengalami penyakit lain pada saluran pernapasan yang awalnya datang dengan keluhan gangguan pernapasan seperti batuk, sesak, dan nyeri dada.
Keterangan di atas menunjukkan jumlah penderita penyakit paru di Puskesmas Meuraxa cukup besar, namun puskesmas belum mempunyai fasilitas pemeriksaan fungsi paru yang sederhana seperti spirometri untuk memeriksa pasien dengan gangguan pernapasan. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk menegetahui keadaan spirometri yang sederhana pada masyarakat pesisir Kota Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh. pengambilan data primer dilakukan secara langsung melalui kuesioner dan pengukuran dengan mengggunakan alat Peak flow meter. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November-Desember 2010.
Alat dan Instrumen penelitian
1. Peak Flow Meter
Sebelumnya dijelaskan cara penggunaannya, subyek dengan berdiri memegang sendiri alat PEFR kemudian meniupkan udara ekspirasi sekuat-kuatnya ke dalam alat tersebut dan posisi inspirasi maksimal. Pemeriksaan diulangi 3 kali dan diambil nilai dengan perbedaan kurang dari 5%. Nilai prediksi PEFR (nilai normal) ditentukan secara individual berdasarkan umur, sex, dan tinggi badan, menggunakan rumus hasil penelitian Tim Pneumobile Indonesia 1993.
2. Pengukur tinggi badan
3. Format kuesioner
Setiap responden diwawancarai tentang keluhan-keluhan sistem pernapasan yaitu batuk, pengeluaran dahak, mengi dan nyeri dada. Kuesioner yang digunakan disesuaikan dengan standar American Thoracic Society (ATS).
Analisis Data
Dilakukan analisis data secara deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel, grafik, persentase, dan distribusi frekuensi serta secara bivariat untuk menguji hubungan antara 2 variabel yaitu masing- masing variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang akan digunakan adalah Chi Kuadrat Test. Jika nilai 2hitung > ²tabel maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel Dependen.

0 Response to "Analisa Hasil Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) Pada Pasien Gangguan Pernapasan "

Post a Comment