Tingkat Depresi Pada Ibu Hamil


PENDAHULUAN
Depresi merupakan gangguan jiwa yang umum terjadi dalam masyarakat. Saat ini depresi telah dan akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Depresi dapat terjadi pada wanita maupun laki-Iaki, tetapi depresi lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki. lak i. Salah satu kelompok wanita yang berisiko mengalami depresi adalah wanita postpartum. Pada masa hamil wanita akan mengalami banyak perubahan diantaranya perubahan peran , perubahan psikologis , dan perubahan fisiologis yang sangat hebat. Hal ini akan menimbulkan keadaan krisis yang membutuhkan kemampuan wanita postpartum untuk beradaptasi dengan aktivitas dan pe問n barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan也 ulan pe吐ama setelah melahirkan. Sebagian wanita postpartum mampu beradaptasi dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak dapat beradaptasi dan akan menunjukkan reaksi emosional mulai dari ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang bera!. Depresimerupakan gam ba陷n yang paling umum dari 陌aksi emosional selama masa postpartum.
Depresi yang terjadi pada wanita postpartum ada tiga jenis yaitu postpartum blues , depresi postj口 artum, dan psikosis postpartum. 2 Wanita yang mengalami postpartum blues dalam waktu 1-5 hari setelah melahirkan yaitu sebesar 50%-80% , 10%-15% dari wanita mengalami depresi postpartum dalam waktu 2 minggu-12 bulan , dan angka kejadian psikosis postpartum sebesar 1-2 per 1000 kelahiran dalam bulan pe吋ama setelah melahirkan dan paling sering terjadi setelah 2 minggu setelah melahirkan.
Sampai saat i 間, penyebab pasti terjadinya depresi pada wanita postpartum belum diketahui Namun , ada beberapa faktor yang diperkirakan memicu terjadinya depresi pada wanita postpartum sepe吋 faktor hormon訓, kesiapan melahirkan dan melahirkan dan merupakan masa untuk mengadopsi peran sebagai ibu. Hal ini akan menyebabkan stres emosional pada sebagian. ibu postpa吋um karena mereka merasa tertekan. Stres yang dibiarkan dan tidak segera ditangani akan berlanjut me吋 adi depresi postpartum. Pemberian dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang sekitar dapat membantu ibu postpartum untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah melahirkan sehingga nantinya dapat menurunkan risiko te~adinya depresi pada ibu postpartum 相 I bu postpartum yang mendapatkan dukungan dari keluarga atau orang-orang sekitarnya akan merasa diperhatil也 n , disayang, merasa be巾arga, dapat berbagi beban dan menumbuhkan harapan sehingga mampu menangkal atau mengurangi stres yang pada akhirnya akan mengurangi terjadinya depresi.
Angka korelasi (p) = 0,436 mempunyai arti bahwa hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi pada ibu postpartum di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito memiliki tingkat korelasi sedang. Tidak kuatnya korelasi antara kedua variabel disebabkan oleh adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya depresi pada ibu postpartum sepe此i faktor hormonal, adanya konflik dengan suami, atau merasa tidak puas dengan perkawinannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar ibu postpartum tidak mengalami depresi setelah melahirkan. Tidak ada perbedaan tingkat depresi pada ibu postpartum berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status obstetri dan jenis persalinan.
Sebagian besar ibu postpartum menerima dukungan sosial dalam kategori tinggi. Tidak ada perbedaan tingkat dukungan sosial pada ibu postpartum berdasarkan us悶, tingkat pendidikan, status obstetri dan jenis persalinan. Sebagian besar ibu postpartum menenma dukungan sosial dan sumber primer, sekunder dan tersier, serta dukungan sosial berupa dukungan emosional , instrument訓,penghargaan dan informasional. Selain itu, ada hubungan negatif dan bermakna antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi pada ibu postpartum di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Bagi ibu postpartum, khususnya di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito hendaknya melengkapi pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa n甘as, perawatan bayi, faktor-faktor risiko terjadinya depresi setelah melahirkan serta memanfaatkan dukungan dari suami, keluarga dan orang-orang sekitarnya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya depresi setelah melahirkan.
Bagi suami dan keluarga ibu postpartum, khususnya di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito diharapkan mampu mempertahankan dukungan yang telah dibenkan kepada ibu postpartum, bahkan jika perlu meningkatkan dukungan tersebut sehingga dapat mencegah tejadinya depresi pada ibu.
Bagi perawat di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito, diharapkan mampu memberikan dukungan fisik, perhatian, serta informasi yang lengkap dan memuaskan kepada ibu postpartum tentang perawatan bayi, perawatan diri yang harus dilakukan setelah melahirkan dan pentingnya dukungan dari orang-orang sekitar terutama suami dan keluarga sehingga dapat melalui masa postpartum dengan baik dan mengurangi nsiko te~adinya depresi setelah melahirkan.
Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian serupa dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi te司adinya depresi pada ibu postpartum seperti faktor hormonal, kesiapan melahirkan dan menjadi ibu serta stresor psikososial (konflik dengan suami dan status sosial ekonomi). Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih dalam dengan menggunakan observasi selain kuesioner dan wawancara sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap.[....]

0 Response to "Tingkat Depresi Pada Ibu Hamil"

Post a Comment