Cara Penyamakan Kulit Ramah Lingkungan


PENDAHULUAN
Penyamakan adalah proses konversi protein kulit mentah menjadi kulit samak yang stabil, tidak mudah membusuk, dan cocok untuk beragam ke­gunaan, Penyamakan biasanya dilakukan dengan garam basa krom trivalen. Reaksi garam-garam krom dengan grup karboksilat dari protein kulit (kolagen) menjadikan kulit tersebut memiliki stabi­litas hidrotermal tinggi, yaitu memiliki suhu penge­rutan (T,) lebih tinggi daripada 100nC, dan tahan ter­hadap serangan mikroorganisme. Setelah penya­makan krom, kulit hewan disebut wet blue atau bluecrust (Heidemann, 1993 dan Covington, 1997).
Penyamakan merupakan tahap paling penting dalam produksi kulit samak. Selama penyamakan, kolagen akan memfiksasi bahan penyamak pada situs-situs reaktifnya (Heidemann, 1993 dan Bossche et aI., 1997).
Dewasa ini, sebagian besar kulit samak dunia disamak dengan krom(lll) sulfat, yang merupakan konsekuensi dari kemudahan proses, keluasan ke­gunaan produk, dan sangat memuaskannya karakte­ ristik kulit samak yang dihasilkan. Namun demi­kian, penyamakan mineral tersebut juga berkontri­ busi terhadap masalah pencemaran lingkungan, khususnya di negara-negara berkembang. Dengan demikian, diperlukan proses penyamakan non mineral yang ramah Iingkungan dalam pembuatan kulit samak.
Penyamak nabati (condensed vegetable tannages) seperti mimosa, quebracho, dan gambier merupakan bahan penyamak non mineral yang dihasilkan dari sumberdaya alam terbarukan dan ber­ sifat ramah lingkungan. Mimosa dihasilkan dari kayu dan kulit kayu Acacia mearn~ii dan A. mangillm; quebracho dari kayu Schinopsis lorentzii dan.), balal1:;ae; dan gambier dari daun dan ranting pohon Ullwria gambier.
Selain penyamak nabati terse but, pada pene­litian ini dilakukan juga kajian mengenai pel liang penggunaan dihidroksinaftalena sebagai bahan penyamak klilit hewan, Dihidroksinaftalena adalah senyawa aromatik, yang memiliki potensi untuk mengalami ikatan hidrogen dan kovalen dengan kolagen, sehingga senyawa tersebut akan menghasil­ kan efek penyamakan. Hal tersebut telah ditunjuk­ kan bahwa interaksi antara beberapa dihidroksinafta­ lena dan kolagen dapat meningkatkan stabilitas hidrotermal kolagen (Supamo et al., 2005), waJau­ pun peningkatan tersebut tidak cukup untuk meng­ hasilkan kulit samak yang baik, sehingga perlu di­ lakukan penyamakan kembali (retanning) atau penyamakan kombinasi (combination tanning).
Studi mekanisme penyamakan kombinasi dilaporkan oleh Covington dan Shi, 1998; Covington dan Song, 2003; Suparno, 2005; dan Supamo et at., 2005, Oksazolidin memiliki reaktivitas tinggi dan kemampuan penyamakan yang baik. Oksazolidin akan bereaksi dengan grup-grup amino kolagen untuk membentuk cross-link, sehingga dapat meningkatkan suhu pengerutan kulit (Dasgupta, 1977; Gill, 1985; Gunasekaran dan Balasubra­ manian, 1988). Kulit samak oksazolidin memiliki suhu pengerutan yang mirip dengan kulit yang[....] 

0 Response to "Cara Penyamakan Kulit Ramah Lingkungan"

Post a Comment