PENDAHULUAN
Batu saluran kemih (BSK) sudah banyak dibicarakan sejak berabad-abad lalu, tapi hingga saat ini masih banyak dipersoalkan sebab pembahasan tentang diagnosis, etiologi, penatalaksanaan dan pencegahannya belum tuntas. Hal ini dikarenakan karena faktor penentu penyakit ini sangat kompleks/multifaktorial. Sebagian besar di antara faktor-faktor tersebut belum diketahui dengan jelās. Faktor-faktor yang diduga ikut berperan dalam terjadinya BSK dibagi atas dua golongan :
1. Faktor intrinsik, antara lain keturunan, jenis kelamin, ras dan metabolik.
2. Faktor ekstrinsik, antara lain geografis, air minum, iklim, makanan, pekerjaan, sosioekonomi dan infeksi.
BSK biasanya terbentuk bila ada keseimbangan yang terganggu. Pāda satu pihak, ginjal ljarus menghambāt air, tetapi di lain pihak ginjal juga hams mengeluarkan zat-zat yang mempunyai daya lam rendah, yang mengakibatkan lebih banyak air dikeluarltan. BSK ini terbentuk akibat adanya peristiwa supersaturasi, nuldeasi, pengendapan kristal, dan berkurangnya faktor penghambat.
Batu saluran kemih (BSK) sudah banyak dibicarakan sejak berabad-abad lalu, tapi hingga saat ini masih banyak dipersoalkan sebab pembahasan tentang diagnosis, etiologi, penatalaksanaan dan pencegahannya belum tuntas. Hal ini dikarenakan karena faktor penentu penyakit ini sangat kompleks/multifaktorial. Sebagian besar di antara faktor-faktor tersebut belum diketahui dengan jelās. Faktor-faktor yang diduga ikut berperan dalam terjadinya BSK dibagi atas dua golongan :
1. Faktor intrinsik, antara lain keturunan, jenis kelamin, ras dan metabolik.
2. Faktor ekstrinsik, antara lain geografis, air minum, iklim, makanan, pekerjaan, sosioekonomi dan infeksi.
BSK biasanya terbentuk bila ada keseimbangan yang terganggu. Pāda satu pihak, ginjal ljarus menghambāt air, tetapi di lain pihak ginjal juga hams mengeluarkan zat-zat yang mempunyai daya lam rendah, yang mengakibatkan lebih banyak air dikeluarltan. BSK ini terbentuk akibat adanya peristiwa supersaturasi, nuldeasi, pengendapan kristal, dan berkurangnya faktor penghambat.
Di Indonesia, yang juga termasuk kelompok
negara-negara stonebelt, BSK juga menimbulkan masalah yang besar
karena kebanyakan mengenai golongan umur produktif, sehingga dapat
mengganggu produktifitas seseorang. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap pembentukan BSK di Ujung Pandang
dan Tana Toraja.
BAHAN DAN CARA
Peneliitian ini dilakukan dengan pengumpulan data secara retrospektif dan prospektif dalam kurun waktu 1987–1992 di Kotamadya Ujung Pandang dan Kabupaten Tana Toraja. Data tersebut berupa hasil pemeriksaan IVP dan beberapa rumah sakit di Ujung Pandang dan Tana Toraja pada penderita dengan BSK maupun penderita tidak dengan BSK, yang dilengkapi dengan status lengkap meliputi hasil anamnesis/wawancara,pemeriksaan urologis, dan pemeriksaan laboratorium termasuk analisis komposisi air minum dan makanan dari beberapa Laboratorium Klinik di Ujung Pandang dan Tana Toraja. Analisis data dilakukan dengan uji X2. Hasil analisis dianggap bermakna pada tingkat kemaknaan p < 0,05.
Peneliitian ini dilakukan dengan pengumpulan data secara retrospektif dan prospektif dalam kurun waktu 1987–1992 di Kotamadya Ujung Pandang dan Kabupaten Tana Toraja. Data tersebut berupa hasil pemeriksaan IVP dan beberapa rumah sakit di Ujung Pandang dan Tana Toraja pada penderita dengan BSK maupun penderita tidak dengan BSK, yang dilengkapi dengan status lengkap meliputi hasil anamnesis/wawancara,pemeriksaan urologis, dan pemeriksaan laboratorium termasuk analisis komposisi air minum dan makanan dari beberapa Laboratorium Klinik di Ujung Pandang dan Tana Toraja. Analisis data dilakukan dengan uji X2. Hasil analisis dianggap bermakna pada tingkat kemaknaan p < 0,05.
ABSTRAK
Dalam kurun waktu 1987–1992 di Kotamadya Ujung Pandang dan di
Kabupaten Tana Toraja dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap
pembentukan batu saluran kemih (BSK). Data yangdiambil dari 122 responden (75
pria dan 47 wanita) berupa hasil pemerilcsaan IVP dari beberapa rumah
sakit, yang dilengkapi dengan status lengkap meliputi hasil
anamnesis/ wawancara, pemeriksaan urologik, dan pemeriksaan laboratorium
termasuk analisis komposisi air minum dan makanan di beberapa laboratorium
klinilc. Hubungan bermakna ditemukan antara kejadian BSK dengan jenis
pekerjaan, konsumsi alkohol dan jenis konsumsi air minum. Tidak didapatkan
hubungan antara kejadian BSK dengan suku dan konsumsi ikan keying.[....]
(Oleh: Bachtiar Razak Laboratorium Radiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang)
0 Response to "Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pembentukan Batu Saluran Kemih di Ujung Pandang dan di Tana Toraja"
Post a Comment