Terpampang jelas dalam suatu label produk pangan informasi yang berbunyi “produk ini tidak mengandung bahan kímia”. J adi produk pangan tersebut mengandung apa? Mungkínkah kíta membuat suaîu produk pangan tanpa bahan kimia? Produk tersebut dibuat darí bahan baku tepung terígu yang tentunya akan banyak mengandung karbohidrat selain protein dan berbagaì kandungan minor lainnya. seperti mineral dan vitamin, dan semua itu termasuk dalam bahan kimia bukan? Apakah kira-kíra yang dímaksud dengan bahan kimia di sini? Mungkinkah yang dimaksud di sini adalah bahan-bahan pereaksí yang berbahaya? Kerancuan dalam pemahaman istilah-istilah kimia di negeri kita memang Cukup mempríhatinkan. Nampak di sini perlunya disepakati istilah baku yang tepat agar tidak timbul Salah kaprah yang merugikan baik dari segi citra akan kata kimia itu sendiri maupun pemahaman rancu yang membuat bingung masyarakat pengguna. Istilah yang tidak baku akan menimbulkan Salah persepsí.
Penggunaan istilah“bahan kimia” dengan konotasi negatif dalam dunia pangan serìng díanggap normal bagi banyak kalangan masyarakat kíta, padahal tampa disadari hal tersebut telah membuat masyarakat fobia terhadap semua sebutan yang menggunakan kata yang terkait dengan Hama kímía. Sebagai Contoh, mungkín masyarakat kita tidak akan mengacuhkan bíla yang tertera pada komposisi bahan suatu produk pangan adalah kata garam. Lain halnya bila yang tertulis adalah natrium klorida, maka bagi yang belum terbiasa dengan nama kímiawi mungkín akan menjadi gamang dan takut untuk mengonsumsínya. Demíkían juga untuk bahan tambahan parxgan (BTP, pangan), produsen lebih memilih kata-kata bersayap, seperti penstabíl, pengawet, atau pengemulsi, daripada menyebutkan apa jenís komponen atau senyawa kimìa yang digunakan.
Hal ini agak bertolak belakang dengan konsumen negara maju yang bìasanya lebih “nyaman” bila mengetahuì secara pasti senyawa kimia apa yang digunakan, entah itu sebagai pengawet, penstabil, atau ístílah fungsional lainnya. Mengapa? J awabannya sederhana, karena umumnya tìngkat pendidikan mereka cukup baik dan pengetahuan mereka tentang kimia lebih akurat. Dengan mengetahui kímianya secara jelas, mereka akan lebíh mudah mengantisípasi dampak dari masing-masing zat dan merasa yakín apakah zat itu akan membahayakan dirinya atau tidak. Perlu diketahui bahwa suatu kimia mungkin tìdak berbahaya bagi seseorang tetapi berbahaya bagí orang lain. Gluteo mísalnya, bagi yang alergi adanya senyawa ini dâlam produk pangan yang dikonsumsinya akan membawa masalah, sementara orang lain tidak menderìta apa pun.
Keterbatasan Pengetahuan dan lnformasi yang Menyesatkan
Sangat minimnya pemahaman masyarakat kita terhadap yang terkait dengan segi kimiawi suatu bahan pangan terlihat pada pemberitaan media massa. Banyak hal yang dapat kita petik dalam mengaitkan perlunya pemahaman kimia dalam pemberdayaan masyarakat terhadap pengertian yang menyesatkan.[...]
0 Response to "Bahan Kimia Racun bagi Produk Pangan?"
Post a Comment