PENDAHULUAN
Saat ini, di Indonesia muncul beragam produk kesehatan yang menggunakan bahan alami. Salah satu dari produk tersebut adalah teh. Di Indonesia ada berbagai macam variasi dari teh, dan salah satunya adalah teh hitam. Teh hitam, yang dikenal juga sebagai teh merah, berasal dari tanaman yang sama dengan teh hijau, yaitu Camellia sinensis. Perbedaan teh hitam dengan teh lainnya yang berasal dari tanaman yang sama ialah bahwa teh hitam lebih teroksidasi, lebih berasa seleranya dan lebih banyak mengandung kafein.
Walaupun termasuk baru di pasaran di Indonesia, teh hitam sebenarnya sudah beredar cukup lama di negara-negara lain seperti di Eropa, Cina, Korea, dan Jepang sehingga beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari teh hitam ini. Hasil dari penelitian-penelitian ini menyatakan bahwa teh hitam memiliki manfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan tingkat stress seseorang, serta melindungi dari penyakit kardiovaskular. Setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh selalu melewati serangkaian proses. Proses ini dimulai dari absorpsi di saluran pencernaan, yang dilanjutkan proses metabolisme, dan berakhir dengan ekskresi di ginjal dan usus besar. Konsumsi secara teratur dari suatu bahan kimia dapat mengakibatkan akumulasi dari zat-zat toksik yang terkandung pada bahan tersebut serta kerusakan pada organ-organ tersebut akibat paparan terus-menerus terutama pada ginjal.
Ginjal merupakan organ tubuh yang vital. Hal ini disebabkan karena fungsinya untuk ekskresi sisa-sisa metabolisme tubuh sehingga zat-zat tersebut tidak terakumulasi dan menyebabkan toksik bagi tubuh. Proses ekskresi sisa-sisa metabolit di ginjal dapat menyebabkan kerusakan jaringan karena keracunan akibat kontak dengan bahan-bahan tersebut. Kerusakan jaringan ini bila dibiarkan dapat menyebabkan gagal ginjal yang berakhir dengan kematian.
Belum adanya penelitian untuk menilai pengaruh pemberian teh hitam (Camellia sinensis) terhadap gambaran histopatologi ginjal mendorong penulis untuk meneliti hal tersebut. Selain menilai pengaruh pemberian teh hitam (Camellia sinensis) terhadap gambaran histopatologi ginjal, penelitian ini juga untuk mellihat dan membandingkan gambaran histopatologis ginjal mencit yang diberi teh hitam secara per oral dengan dosis bertingkat. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar ilmiah untuk penggunaan teh hitam sebagai minuman kesehatan, bahan informasi tentang pengaruh pemberian teh hitam terhadap gambaran histopatologis ginjal mencit, serta bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan post test only control group design yang dilakukan di laboratorium Histologi dan laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Populasi penelitian ini adalah semua mencit strain Balb/C umur 2-3 bulan dengan berat badan kurang lebih 20-25 gram, yang diperoleh dari Universitas Negeri Semarang. Besar sampel penelitian sesuai kriteria WHO (1993) yaitu minimal lima ekor tiap satu kelompok perlakuan. 5 Oleh karena terdapat tiga kelompok perlakuan dengan jumlah tiap kelompok 5 ekor, maka dibutuhkan 15 ekor mencit Balb/C .
Sebelum mendapat perlakuan, 15 ekor mencit Balb/C mengalami masa adaptasi dengan dikandangkan secara individual dan diberi ransum pakan standar dan minum ad libitum selama 7 hari. Pada hari ke-8, ke 15 ekor tikus tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari lima ekor mencit yang ditentukan secara acak. Ketiga kelompok tersebut adalah P1 yang diberi sari seduh teh hitam 25,4 mg, P2 50,8 mg, dan P3 101,6 mg. Sari seduh teh hitam diberikan dengan sonde lambung dan dilakukan selama 30 hari. Kemudian mencit dibunuh (dekapitasi) dan dilakukan pengambilan organ ginjal dan pembuatan preparat mengikuti metode baku histologi.
Dari setiap mencit dibuat preparat ginjal dan tiap preparat diamati pada lima area yaitu keempat sudut dan bagian tengah dengan pembesaran 400x dan sasaran jumlah sel 100 tubulus per area. Sasaran yang dibaca adalah tubulus dari ginjal dengan kriteria kerusakan, yaitu adanya penutupan pada lumen tubulus proksimal, nekrosis sel epitel pada tubulus proksimal, hialin cast di tubulus distal, dan reaksi inflamasi intersisial.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan program komputer SPSS 15.00 for windows, dan diuji normalitas datanya dengan uji Shapiro-wilk. Dari uji tersebut didapatkan distribusi data normal pada ketiga kelompok perlakuan. Selanjutnya varians data diuji dengan Test of Homogeneity of Variances dan didapatkan tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang dibandingkan. Karena varians data sama maka dilanjutkan dengan uji One-way ANOVA dengan hasil adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok data yang dibandingkan. Kemudian pengolahan data diteruskan dengan Post Hoc Tests untuk mengetahui kelompok mana yang memilki perbedaan yang bermakna tersebut.[...]
0 Response to "Dampak Pemberian Teh Hitam Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal MENCIT BALB/C"
Post a Comment