PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular merupakan ancaman bagi negara maju maupun negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia pada tahun 2020. Kondisi ini menandakan dunia tengah dilanda transisi epidemiologi. WHO memprediksi bahwa penyakit tidak menular berkontribusi sebesar 56% dari semua kematian dan 44% dari beban penyakit di negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Akibatnya, Indonesia menghadapi beban ganda (double burden) penyakit.
Kanker termasuk penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbesar kedua di dunia pada tahun 2004. Pada tahun 2010 kanker diproyeksikan menjadi penyebab kematian pertama di dunia. Kanker merupakan penyebab kematian utama di negara maju, dan kedua di negara berkembang. Namun prevalensinya yang tinggi akan bergeser dari negara maju ke negara berkembang. Menurut WHO, lebih dari 70 % kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), terdapat 12,7 juta kasus baru kanker di dunia pada tahun 2008, yang pada tahun 2030 diperkirakan terus meningkat hingga 21,4 juta. Kematian akibat kanker juga meningkat dari 7,6 juta pada tahun 2008 menjadi 13,2 juta pada tahun 2030. Kondisi ini perlu ditanggulangi sebab menurut American Cancer Society (ACS) lebih dari setengah kasus dan kematian akibat kanker dapat dicegah.
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Menurut IARC, kanker payudara menempati urutan pertama berdasarkan insidennya dan kedua berdasarkan mortalitas kanker di dunia pada tahun 2008. Menurut ACS, terdapat 1,4 juta kasus baru kanker payudara (23% dari semua kasus kanker) di dunia pada tahun 2008, yang setengahnya terjadi di negara berkembang. Bahkan, menurut WHO, mayoritas (69%) kematian akibat kanker payudara terjadi di negara berkembang. WHO juga menyebutkan 8% - 9% wanita akan mengalami kanker payudara semasa hidupnya. Bahkan, menurut survey terakhir, setiap tiga menit ditemukan penderita dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker payudara.
Menurut ACS, insiden rate kanker payudara telah meningkat di banyak negara Asia dan Afrika. Di Miyagi, Jepang insiden ratenya meningkat 140% dalam periode 30 tahun. Di Chennai, India, ratenya meningkat 40% dalam periode 20 tahun. Walaupun begitu, di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Australia insiden ratenya menurun. Bahkan, kematian akibat kanker payudara cenderung stabil atau menurun di Amerika Utara dan Eropa dalam periode 25 tahun terakhir yang dihubungkan dengan deteksi dini. Sebaliknya di negara Asia, seperti Jepang dan Korea mortality rate-nya meningkat, akibat dari perubahan gaya hidup dan terlambatnya program skrining serta deteksi dini.
Di Indonesia, telah terjadi lonjakan luar biasa kasus kanker dalam 10 tahun terakhir, peringkat kanker sebagai penyebab utama kematian meningkat menjadi peringkat ke-6 dari peringkat ke-12. Insiden kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2004-2007 menunjukkan bahwa kasus kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi di Indonesia. Selain itu, kejadian kanker payudara di Indonesia meningkat sebesar 60% dari tahun 2004 hingga 2007. Dari beberapa laporan, angka kanker payudara diperkirakan 20 % dari seluruh kanker yang menyerang wanita, insidennya sekitar 100 penderita dari 100.000 jiwa per tahun, dan mortalitasnya sekitar 11,22% dari seluruh kejadian kanker. Berdasarkan data Registrasi Kanker, Sub Direktorat Kanker 2007, kanker payudara (32%) merupakan jenis kanker tertinggi di 31 rumah sakit di DKI Jakarta. Penderita kanker payudara di Indonesia ada yang baru berusia 18 tahun.
Di Sumatera Barat, kejadian kanker (5,6‰) lebih tinggi dari rata-rata nasional (4,3‰), yaitu pada urutan tertinggi ke-enam dari 33 provinsi di Indonesia berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2008. Di RSUP dr. M.Djamil Padang tahun 2010, kanker payudara adalah jenis yang tertinggi dari seluruh kejadian kanker. Di Instalasi Rawat Jalan RSUP dr.M.Djamil tahun 2010, kasus kanker payudara berjumlah 1758 kasus, sedangkan di Instalasi Rawat Inap berjumlah 209 kasus. Di Instalasi Rawat Inap terdapat 11% penderita (22 orang) berusia 30 tahun ke bawah, usia termuda adalah 22 tahun. Bahkan, di Instalasi Rawat Jalan usia termuda penderita adalah 15 tahun. Penderita kanker payudara di RSUP dr.M.Djamil terbanyak (54 %) berasal dari Kota Padang.
Masalah dalam penanggulangan kanker payudara di Indonesia adalah penderita datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut. Tjindarbumi melaporkan penderita yang berobat pada stadium dini hanya berkisar 20-30%. Sedangkan penderita yang datang pada stadium lanjut sebanyak 70 % di RS Kanker Dharmais, dan 68,6 % di RSUP dr.M.Djamil Padang. Kondisi ini jauh berbeda dengan negara barat yang hampir 80 % pasien kanker payudara datang pada stadium dini.[...]
0 Response to "Deteksi Dini Kanker Payudara"
Post a Comment