Minyak kelapa merupakan salah satu minyak nabati yang diperdagangkan di dunia baik untuk kebutuhan rumahntangga maupun industri. Kontibusi minyak kelapa dalam perdagangan dunia sebesar 2,98% jauh lebih kecil dibanding minyak sawit dan minyak kedelai yang masing-masing hampir mencapai 30%. Meskipun porsinya relatif kecil, namun minyak kelapa merupakan bahan baku yang sangat penting bagi industri oleokimia.
Minyak kelapa dalam proses industri merupakan sumber utama asam laurat, bersama dengan minyak inti sawit dan dinamakan minyak laurat, karena memiliki kandungan asam laurat sekitar 50%. Minyak laurat sangat dibutuhkan dalam industri sabun dan detergen di seluruh dunia.
Minyak kelapa memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat khas yang dibutuhkan oleh industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah satu building bloks dan melalui beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Tabel 1 memperlihatkan komposisi asam lemak dari minyak kelapa dan minyak inti sawit.
Minyak kelapa termasuk minyak/lemak jenuh, dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa minyak kelapa memiliki asam lemak jenuh sekitar 92% mulai dari C6 (kaproat) sampai C18 (stearat). Hanya sekitar 8% berupa asam lemak tak jenuh berupa oleat dan linoleat.
Fraksi asam lemak caproic hingga capric (C6-C10) yang terkandung sekitar 15% di dalam minyak, merupakan bahan yang bagus sebagai plasticizer dan juga sebagai bahan pelumas serta bahan baku untuk menghasilkan MCT (medium chain trigliserides) lemak diet yang bernilai tinggi. Fraksi asam lemak C12 hingga C18 yang terkandung sekitar 85% merupakan bahan baku utama fatty alcohol yang digunakan untuk ditergen.
Minyak kelapa merupakan sumber utama oleokimia dan berbagai turunannya. Gambar 1 memperlihatkan berbagai proses untuk menghasilkan berbagai turunan produk asam lemak, kecuali proses epoksidasi dan sulfasi hanya digunakan pada minyak tak jenuh.
0 Response to "Manfaat Minyak Kelapa Dalam Industri Oleokimia"
Post a Comment