Kelapa selain rnerupakan Salah satu sumber pemenuhan bahan pokok yaitu dalam bentuk minyak goreng dan emak bagi keluarga petani, juga berfungsi sebagai sumber pendapatan bagi jutaan petani di Indonesia. Luas areal pertanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia yaitu sebesar 3,75 juta ha dan sebagian besar atau sekìtar 97 % merupakan perkebunan rakyat. Di Indonesia sekarang ini diperkírakan terdapat sekítar 7 (tujuh) juta KK petani kelapa. Bila rata-rata setiap KK petani terdiri dari 3 orang anggota keluarga, maka diperkirakan sekitar 21 juta orang penduduk Indonesia yang menggantungkan hídupnya dari kelapa.
Produk utama yang dihasílkan di tingkat petani sampai saat ini masih berupa produk primer yaitu kelapa butiran dan kopra. Kondisi demikian menyebabkan petani tidak menikmati nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan kelapa. Oleh karena itu perlu dilakukan diversiñkasi produk kelapa sehingga petani tidak hanya terfokus mengolah buah kelapa rnenjadi kopra ataupun menjual kelapa dalam bentuk kelapa butiran, tetapi dapat mengolahnya menjadi produk lain yang akhirnya akan berdampak pada perbaikan pendapatan petani. Darnpak perbaikan pendapatan petani akan lebih nyata jika usaha diversiñkasi produk penanganannya dilakukan oleh petani. Salah satu produk diversiñkasi dari buah kelapa yang dapat djlakukan pada tingkat petani adalah minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).
VCO mulai dikena] luas di berbagai daerah di Indonesia sejak tahun 2003. Hal ini disebabkan dengan dipublikasikannya berbagai manfaat VCO untuk kesehatan baik melalui media cetak dan elektronik. Pada kondisi ini VCO menjadi Salah satu produk unggulan dari kelapa. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa VCO memiliki khasiat sebagai anti virus, anti bakteri dan anti protozoa (Enig, 1999). Nevin dan Rajamohan (2006) melaporkan bahwa, minyak kelapa Inempunyai kernampuan sebagaì supeńor antioksidan, melalui pengujian secara in vitro dan in vivo menggunakan tikuspercobaanjenis Sprague Dawley.
Pada akhir tahun 2008? _permintaan terhadap VCO mengalarni penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dìlakukan usaha diversìñkasì produk VCO Inenjadìproduk pangan mappun non pangan. Karena melalui pernanfaatan VCO, maka dapat membantu petani meningkat kan pendapatannya, selain itu konsumen juga dapat menikmati manfaat VCO yang sangat baik untuk kesehatan. Fatimah dan Rindengan (2008) telah melakukan pengolahan VCO menjadi produk pangan seperti mayonaisse dan salad dressing. Perbedaan VCO dibandingkan dengan minyak nabati lain, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya sebagian besar terdiri atas asam lemak rantai sedang.
Dengan mempertimbangkan komposisi asam lemaknya, maka VCO berpotensi sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan alternatif ASI (Air Susu Ibu).
ASI merupakan kebutuhan pokok bagi bayi ketika dilahirkan, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat memberikan asupan ASI bagi bayinya. Oleh karena itu perlu digunakan makanan pengganti ASI dengan profil asam lemak yang hampir sama dengan ASI. Komponen utama pada ASI adalah asam oleat, dìsusul asam palmitat, linoleat dan stearat. Pada mínyak nabati posisi sn-2 ditempati oleh ALTJ dan ALJ pada sn-1 dan sn-3. Sebaliknya pada ASI ALJ berada pada dengan proporsi terbesar adalah asam palmitat sebesar 40-70%. Melalui proses interesterifikasi enzimatis menggunakan beberapa jenis minyak nabati dengan biokatalis lipozyme RM IM, dapat dihasilkan lemak baru dengan komposisi asam lemak yang hampir sama dengan ASI (Maduko et al, 2008; Sahin et al, 2006; Sahin et al, 2005). Biokatalis lipozyme RM IM dari Rhizornucor meíhei merupakan enzim lipase yang spesiñk untuk memutus ikatan pada posisi sn-1 dan sn-3 (Rao dan Lokesh, 2003; Sellappan dan Akoh, 2000).
VCO digunakan sebagai bahan baku pembuatan alternatif ASI karena merupakan sumber asam lemak jenuh. Sedangkan asam lemak tak jenuhnya diperoleh dari minyak sawit dan minyak kedelai. Untuk mendukung pemanfaatan VCO sebagai alternatif ASI, Balitka sedang melakukan penelitian untuk mengetahui profil asam lemak minyak nabati yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan alternatif ASI. Selain itu, akan dikaji pula (1) ratio molar minyak nabati (VCO, minyak sawit dan minyak kedelai) yang tepat untuk menghasilkan lemak baru dengan komposisi yang mirip terhadap kesehatan melalui uji in vivo dengan menggunakan tikus percobaan.[....]
0 Response to "Diversifikasi VCO untuk Alternatif ASI"
Post a Comment